Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Kepala BPPSDMP Prof Dr Dedi Nursyamsi MAgr berkomitmen mencetak 2,5 juta petani milenial. Salah satunya melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa).
Berbagai cara dilakukan Polbangtan YoMa guna mendukung program Kementerian Pertanian. Di antaranya, melalui kegiatan bimbingan teknik kepada para penyuluh pertanian dan petani. Seperti yang dilaksanakan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah bersama Anggota Komisi IV DPR RI Firman Soebagyo SE MH, Senin (22/3/2021). Kegiatan tersebut dihadiri 70 petani muda milenial dan 30 penyuluh pertanian.
Plt Direktur Polbangtan YoMa DR Rajiman MP mengatakan, peserta yang hadir selaras dengan misi yang sedang dibangun lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Yakni menciptakan lulusan milenial yang mau bergerak di bidang agrobisnis sekaligus berjiwa sosial. Tepatnya menjadi sociopreneur muda. “Ini merupakan salah satu peran Polbangtan sebagai bagian dari Kementerian Pertanian di bidang pendidikan. Untuk meningkatkan kapasitas SDM pertanian,” ujarnya.
Melalui bimtek kali ini, Rajiman berharap, para penyuluh pertanian dan petani muda Rembang dapat meningkatkan kapasitas serta bersinergi membangun pertanian.
Sementara itu, Firman Soebagyo menyatakan, masalah pangan di Indonesia dan bangsa-bangsa lainnya di dunia merupakan persoalan yang sangat mendasar. Bahkan sangat menentukan bagi nasib suatu bangsa. “Ketergantungan pangan dapat berarti terbelenggunya kemerdekaan bangsa dan negara,” ungkapnya.
Dikatakan, laporan Departemen Populasi Divisi Urusan Sosial dan Ekonomi PBB pada 2017 memperkirakan populasi dunia saat itu mencapai hampir 7,6 miliar, dan akan meningkat menjadi 8,6 miliar pada 2030. Lalu 9,8 miliar pada 2050 dan menjadi 11,2 miliar di 2100.
Di Indonesia, proyeksi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menunjukkan jumlah penduduk pada 2020 sekitar 271 juta jiwa. Proyeksi jumlahpenduduk Indonesia pada 2025 adalah 284 juta jiwa. Kemudian meningkat lagi menjadi 296 juta jiwa di 2030.
Itu artinya kebutuhan pangan di Indonesia maupun dunia akan terus meningkat. Sehingga dibutuhkan kedaulatan pangan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Firman menegaskan, tiga kunci menuju kedaulatan pangan adalah intensifikasi pertanian, diversifikasi pertanian, dan modernisasi pertanian. “Komisi IV DPR RI bersama Kementerian Pertanian selaku mitra kerja melihat pentingnya penerapan alsintan modern agar petani lebih berdaya,” katanya.
Dengan bimtek kali ini, Firman berharap, para penyuluh dan petani milenial bisa menyerap ilmu dari pemateri untuk dikembangkan di kemudian hari.
Bimtek diisi oleh dua praktisi pertanian, yakni Supriyanti SHut MM dan Anna Wijayanti. Bimtek diisi materi tentang penciptaan produk, yang meliputi penentuan pasar dan kompetitor, serta nilai tambah dan pelayanan produk. Kemudian membangun bisnis yang terus tumbuh, membuat model, lalu pengembangan dan pembangunan pasar.