SUKOHARJO - Melalui program Pertanian Modern, Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong pendirian Koperasi Krida Muda Agro Sukoharjo. Hal ini dalam upaya mengoptimalkan layanan UPJA (Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian) sekaligus meningkatkan pendapatan petani.
Upaya ini disambut baik oleh Kelompok Usaha Bersama (KUB) Kepodang Topo yang berlokasi di Desa Dalangan Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Hadir mewakili Kementan, Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) dan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, bersama Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo memberikan sosialisasi pendirian koperasi Krida Muda Agro Sukoharjo pada Kamis (17/10/2024).
Sebanyak 25 orang ketua dan anggota KUB yang merupakan pengurus, pengawas, dan pengelola koperasi menghadiri rapat kerja perdana koperasi ini.
Dengan berdirinya Koperasi Krida Muda Agro Sukoharjo ini, Kementan optimis bisa menarik minat generasi muda untuk mengembangkan sektor pertanian.
Hal ini sejalan dengan komitmen Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman untuk terus mendukung regenerasi petani di tanah air, salah satunya adalah dengan membangun ekosistem baru di sektor pertanian seperti memperbanyak pembentukan koperasi petani.
Tujuannya dibentuknya koperasi tani untuk mempermudah generasi milenial mengembangkan bisnis tani, yang pada akhirnya membuat sektor pertanian makin diminati anak muda.
"Saya ingin agar anak-anak muda kita juga mau melirik pertanian sebagai sektor yang diunggulkan," kata Amran.
Secara terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti mengatakan peran penting milenial dalam membangun korporasi.
“Milenial menjadi pengungkit korporasi yang akan kita bangun bersama, karena itu dibutuhkan pendampingan secara intensif dari para milenial untuk mendukung berkembangnya korporasi”, lanjut Santi.
Untuk itu, Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang, Bambang Sudarmanto mendorong pengurus koperasi untuk melibatkan generasi muda dalam operasional koperasi.
“Korporasi yang dibangun dalam pertanian modern akan berbasis pada aplikasi. Sehingga kita perlu anak muda dalam menjalankan bisnis ini.” kata Bambang.
Ia pun mengapresiasi semangat dari kelompok tani untuk mendirikan koperasi. Ia berharap koperasi bisa dijalankan segera setelah melangkapi persyaratan administrasi.
Ditambahkan oleh Susilo, Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo, bahwa dengan terbentuknya koperasi, pengelolaan alsintan akan dilakukan dalam 1 manajemen.
“Ini pekerjaan bersama, bukan individu. Dengan koperasi, alsintan dipakai besama, fokus pada profit oriented’ jelasnya.
Susilo juga berharap dengan terlibatnya 32 alumni Polbangtan/PEPI sebagai mentor dan pendamping dan 88 mahasiswa MSIB (Magang dan Studi Independen Bersertifikat) dalam program Pertanian Modern ini bisa memberikan kesan yang baik terhadap dunia pertanian khususnya di Kabupaten Sukoharjo.
“Setelah kembali, kita harapkan mereka memiliki memori bahwa menjadi petani adalah idola” pungkasnya. (os)