Rayndra Syahdan Mahmudin adalah alummus Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) yang telah sukses berwirausaha di bidang peternakan kambing dan sapi. Dia mengembangkan usahanya dengan bendera Cipta Visi Group.
Rayndra berharap, semua yang telah dilakukannya bisa bermanfaat bagi banyak orang. Dari situ Rayndra rajin melakukan kegiatan sosial. Untuk berbagi ilmu dan pengalaman melalui sekolah tani milenial.
Dari Magelang, kini petani milenial itu bahkan telah merambah Sumatera. Rayndra diundang Bupati Lampung Timur Dawam Rahardjo dan Anggota DPRD Lampung Timur Sukartini untuk mengisi sekolah tani. Rayndra diminta menularkan kesuksesannya melalui sekolah tani milenial pada pemuda pemudi Lampung Timur. “Saya biasa memberi materi bidang usaha peternakan, khususnya komoditas kambing dan sapi. Tapi tidak menutup kemungkinan juga membahas pengolahan limbah pertanian untuk pakan, pengolahan limbah peternakan, sampai pemasaran produk peternakannya,” ungkapnya.
Sekolah tani milenial merupakan pendidikan non formal di sektor pertanian yang tidak menetap di satu lokasi. Tetapi menyesuaikan kebutuhan. Pelaksanaan pertemuannya sebulan sekali. Materinya berupa teori dan praktik usaha peternakan.
Direktur Polbangtan YoMa Bambang Sudarmanto sangat apresiatif dengan kiprah Rayndra. Bambang berharap, langkah Rayndra bisa menjadi teladan bagi adik-adik angkatannya di Polbangtan YoMa. Untuk terus semangat menjadi agropreneur. “Ke depan semoga Polbangtan YoMa bisa melahirkan banyak petani milenial sukses dan mampu berkontribusi dalam kemajuan sektor pertanian. Khususnya peternakan Indonesia,” tutur Bambang.
Hal itu selaras dengan semangat Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang ingin mencetak jutaan petani milenial yang mandiri, inovatif, dan berdaya saing tinggi. “Petani milenial harus kreatif mengelola sektor pertanian dan mampu menghasilkan produk siap pakai,” tegasnya.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menyatakan bahwa pengungkit utama sektor pertanian adalah SDM yang mumpuni. “Jadi yang paling penting bukan alsintannya. Tapi para praktisi pertaniannya. Khususnya petani-petani milenial,” katanya.
Dedi menegaskan bahwa kunci keberhasilan pembangunan pertanian ada pada petani milenial. Itu sebagaimana perkembangan sektor pertanian di negara-negara maju. Di mana petani milenial menjadi ujung tombaknya.
Source link : https://radarjogja.jawapos.com/pertanian/2021/07/16/alumnus-polbangtan-yoma-tularkan-virus-agropreneur-sampai-sumatera/