Kelompok mahasiswa pengawalan dan pendampingan APBN-P 2017 Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Magelang jurusan penyuluhan peternakan melaksanakan kegiatan Forum Kelompok Tani pada hari Selasa, 07 November 2017 bertempat di gedung balai desa Ds. Durian Bungkuk, Kec. Batu Ampar, Kab. Tanah Laut, Prop. Kalimantan Selatan. Kegiatan berlangsung pada pukul 10.00-13.00 WITA. Peserta dalam kegiatan forum tersebut berjumlah 40 petani yang merupakan gabungan dari 4 kelompok tani diantaranya Kelompok Tani Wisma Nugraha, Kelompok Tani Sumber Mas, Kelompok Tani embung Sae, dan Kelompok Tani Sido Kumpul.
Susunan acara kegiatan forum poktan yaitu sebagai berikut 1) Pra Test, 2) Pembukaan, 3) Sambutan dari ketua kelompok mahasiswa Sdr. Fatah Ansori, 4) Sambutan dari Sekretaris Desa Bapak Muhammad Fathurrozi, 5) Penyampaian materi oleh narasumber, 6) Post Test, 7) Doa, 8) Penutup. Adapun narasumber dan materi penyuluhan yang disampaikan yaitu: 1) Suradi, S.Pt dengan materi penyuluhan tentang Kebijakan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) dan Pemilihan Bibit/Bakalan Sapi. Beliau adalah penyuluh lapangan dan pembimbing kelompok tani di Desa Durian Bungkuk serta merupakan alumni APP Magelang Tahun 1986. 2) Drh. Rina Wulansari selaku dokter hewan di Kec. Batu Ampar menyampaikan materi tentang Gangguan Reproduksi Ternak Sapi Betina dan Penyakit Cacingan dan Jembrana. 3) Sulaiman selaku inseminator di Desa Durian Bungkuk menyampaikan materi tentang Gertak Birahi dan Inseminasi Buatan (IB).
Kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk mensosialisasikan kebijakan pemerintah kepada masyarakat yaitu program UPSUS SIWAB agar masyarakat dapat mendukung dan membantu mensukseskan program tersebut, menambah wawasan petani/peternak mengenai cara pemilihan bakalan ternak sapi, gangguan reproduksi ternak sapi betina dan penyakit pada ternak sapi, agar petani/peternak mampu melakukan manajemen budidaya ternak sapi yang baik dan benar, serta bertujuan agar petani/peternak mau menerapakan Inseminasi Buatan (IB) sehingga dapat menghasilkan bibit-bibit unggul, menghindari terjadinya kawin sedarah, dan peternak tidak perlu menyediakan sapi jantan. Petani/peternak sangat berantusias untuk melakukan diskusi bersama para narasumber. Kegiatan berlangsung dengan lancar dan tertib. (Nawal)