Definisi :
Adalah memasukkan semen ke dalam alat kelamin ternak betina sehat dengan menggunakan alat inseminasi dengan tujuan agar ternak bunting.
Beberapa keuntungan IB :
- Meningkatkan produksi ternak secara cepat.
- Menigkatkan mutu ginetik ternak.
- Menghidari penularan penyakit melalui perkawinan.
- Dapat mengawinkan ternak yang berbeda ukuran.
- Dapat mengawinkan ternak yang berbeda jarak.
- Semen dapat disimpan pada waktu yang lama.
Beberapa kekurangan teknologi IB :
- Petugas inseminator yang kurang terampil.
- Petani peternak yang tidak mengetahui tanda tanda birahi / terlambat dalam melaporkan,mengakibatkan keberhasian IB rendah.
- Ada beberapa peternak yang belum mau melaksanakan IB karena di anggap tabu.
Pejantan Sapi Brahman : Straw warna Biru
Pejantan Sapi Simental: Straw warna putih
Pejantan Sapi perah: Straw warna abu-abu
Melakukan pengamatan birahi Amati tanda tanda birahi antara lain:
- vulva terasa hangat dan bengkak apabil diraba.
- vulva terlihat kemerahan.
- keluar lendir transparan dari vulva.
- diam apabila dinaiki ternak lain.
- sapi terlihat gelisah.
INDIKASI KEBUNTINGAN SECARA EKSTERNAL
- Catatan Recording
- Pembesaran Abdomen sebelah kanan
- Adanya gerakan fetus
- Gerakan sapi lambat
- Adanya anestrus
- Kelenjar air susu membesar
- Berat Badan meningkat Bulu mengkilat
- Perkembangan kelenjar mamae yg progresif, pada sapi daramulai 2 bulan kebuntingan, pada sapi dewasa pada mingguterakhir kebuntingan
- Air susu jika diperas berwarna kekuningan*
- Muncul tanda kehitaman di bawah kelopak mata*
SYARAT-SYARAT PEJANTAN IB
Syarat Kesehatan
Syarat Teknis
Syarat Reproduksi
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 48/Permentan/PK.210/10/2016 TENTANG UPAYA KHUSUS PERCEPATAN PENINGKATAN POPULASI SAPI DAN KERBAU BUNTING
UPSUS SIWAB bertujuan meningkatkan populasi ternak ruminansia besar dalam memenuhi kebutuhan produk ternak dalam negeri.
UPSUS SIWAB: Kegiatan yang terintegrasi untuk percepatan populasi sapi dan kerbau secara berkelanjutan.
Dari total potensi akseptor 5.918.921 ekor, yang diperkirakan menjadi akseptor riil 70% atau setara 4 juta ekor. Sisanya adalah betina dewasa yang dalam keadaan bunting, melahirkan, dll.
Dari total akseptor riil 4 juta ekor, ditargetkan tingkat kebuntingan 73% atau setara 3 juta ekor.
Narasumber pada siaran pedesaan : Dr. drh. Supriyanto, MP dan drh. Pramu, M.Sc
Tinggalkan Balasan