Asosiasi Peternak Entok Magelang (Aspakem) merupakan wadah bagi para peternak entok di Kabupaten Magelang yang memiliki tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang peternakan. Khususnya peternakan entok.
Aspakem menjadi sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengimbangi perkembangan teknologi bidang peternakan.
Di situlah dosen Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) Ir Nuryanto MS andil menyukseskan asosiasi sebagai panasehat budidaya pembesaran entok. Bahkan hingga menjelang purna tugas, Nuryanto tetap mengabdikan dirinya untuk Aspakem. “Awalnya Saya hanya ingin masuk sebagai anggota. Akhirnya ketahuan juga kalau sebagai dosen Pobangtan YoMa, sehingga setiap pertemuan menjadi tempat bertanya dan sharing bagi para peternak,” ujarnya.
Nuryanto selalu menjadi sumber problem solving bagi anggota Aspakem setiap kali mereka menemui kendala di lapangan.
Aspakem memiliki beragam kegiatan. Mulai penyediaan bibit ternak dan pakan murah, budidaya pembesaran entok, hingga pemasaran hasil peternakan dengan sasaran masyarakat di wilayah Kabupaten Magelang.
Menurut Nuryanto, kegiatan Aspakem memberikan dampak yang cukup signifikan bagi peternak entok. Memperluas jaringan serta meningkatkan kesejahteraan dan kebutuhan gizi protein hewani masyarakat. “Asosiasi ini juga mampu menekan standardisasi harga jual beli bibit entok dan menjadi ladang belajar wirausaha bagi peternak pemula,” jelas Nuryanto.
Aspakem juga memfasilitasi peternak dalam penyedia rekanan untuk supply bahan baku murah dan berkualitas. Serta penyediaan tenaga teknis kesehatan ternak, penanganan pasca panen, hingga pemasaran. “Makanya dengan adanya Aspakem peternak merasa aman dalam menjalankan usahanya,” sambungnya.
Pembentukan asosiasi peternak ini seiring dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Bahwa bidang peternakan memasuki era baru industri 4.0. Era ini menuntut perubahan oleh setiap industri, termasuk bisnis peternakan. “Kehadiran revolusi industri 4.0 pada sektor peternakan memiliki manfaat berupa perbaikan produktivitas, serta mendorong pertumbuhan pendapatan dan peningkatan kebutuhan tenaga terampil,” tutur SYL.
Kepala BPPSDMP Dedy Nursamsi menambahkan, untuk menyongsong revolusi industri 4.0 diperlukan keterpaduan semua petani . “Petani perlu dikelola secara koorporasi. Berjamaah dalam berbagai proses. Sehingga hasilnya akan signifikan. Dan tentu saja harga akan ditentukan oleh petani, bukan pedagang atau tengkulak,” ungkapnya.(yog)