Magelang - Kepala Laboratorium Kesehatan Hewan dan Reproduksi Ternak Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Magelang, Jawa Tengah Drh. Supriyanto, M.P. mengajak mahasiswa mengenali anatomi dan fisiologi reproduksi ternak agar mereka memahami fungsi tersebut.
Pengenalan alat reproduksi ternak berjenis kelamin betina itu dimaksudkan agar mahasiswa dapat melihat secara langsung organ reproduksi betina sapi.
"Pengenalan organ reproduksi sapi betina ini membantu menjelaskan secara langsung kepada mahasiswa tentang bagian dan fungsi anatomi repro," katanya di kampus STPP Magelang, Jumat (31/8).
Selain itu, katanya, juga memberi pemahaman mahasiswa mengenai metode untuk mencapai kebuntingan pada sapi jika akan dilakukan inseminasi buatan (IB), gun diletakkan 1 cm di depan serviks.
"Namun jika dilakukan transfer embrio (TE), gun dimasukkan ke cornu uteri di mana ada corpus luteum fungsional, agar dapat mencapai keberhasilan yang optimal," ujar Drh. Supriyanto. MP.
Ia menambahkan waktu untuk melakukan IB adalah 8 jam setelah gejala estrus/birahi, sedangkan waktu yang tepat untuk TE adalah maksimal 7 hari setelah estrus.
Jika ditinjau dari tingkat keberhasilan kebuntingan pada sapi, menurut dia, TE merupakan metode yang memiliki tingkat keberhasilan tinggi, namun juga memiliki risiko lebih tinggi, serta butuh penanganan yang intensif oleh profesional.
Oleh karena itu, demikian Supriyanto, IB menjadi alternatif karena dikenal lebih mudah dilakukan. (stpp/tantyanuar)