Kesusahan selalu datang, bila menjelang panen padi merupakan hal yang biasa dulu dirasakan Sutoyo dan kawan – kawan, petani Desa Kendalrejo Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo. Tentunya hal itu tak lazim, karena pada umumnya semua orang akan senang bila menjelang musim panen padi tiba. Sutoyo susah karena sulit mencari tenaga panen yang cepat, murah dan tidak banyak mengeluarkan biaya menjelang musim panen. Tenaga panen pada musim panen tiba kalau toh ada, buruh panen memasang tarif upah panen dalam bentuk gabah (Bawon) sangatlah tinggi dan memberatkan biaya produksi. Perbandingan biaya panen dan produksi, sejumlah 1 kg gabah hasil panen 9 kg gabah, jadi jika produksi hasil panen yang dibawa pulang petani 9 ton Gabah Kering Panen, maka upahnya sebesar 1 ton, satu angka yang cukup besar. Jika dikonversikan ke rupiah Rp. 2700,-/ Kg. GKP menjadi Rp. 2.700.000,- satu angka yang fantastis yang sangat memberatkan petani.
Masalah kedua adalah hilangnya hasil panen karena dipanen dengan alat panen tradisional banyak gabah yang terjatuh dari tangkainya dan pada akhirnya enggan diambil oleh buruh tani, baik saat pemanenan, maupun saat perontokan padi. Namun saat ini kisah itu telah berakhir, kondisi kesulitan tersebut dapat diatasi setelah adanya upaya yang dilakukan yaitu menerapkan mekanisasi yang artinya menitik beratkan proses pemanenan padi pada mesin.
Agar hasil panen dapat diperoleh maksimal, pada proses pemanenan di Desa Kendalrejo sendiri menitik beratkan proses panen menggunakan mesin. Mesin ini berupa COMBINE HARVESTER bantuan alsintan dari Direktorat Jenderal Prasarana Sarana Pertanian (PSP) APBN Tahun anggaran 2015. Kegiatan pemanenan dalam luasan 1 ha dilakukan hanya membutuhkan waktu 3-4 jam tergantung medan dilokasi panen, dengan tingkat kebersihan 95 %, persentase gabah rusak 0,4 % dan efesiensi perontokan 100 %, dengan biaya tidak lebih dari Rp. 500.000,-. Seperti panen pada periode OKMAR tahun 2016 yang didampingi PPL, BABINSA dan Mahasiswa STPP Magelang Saiful Arni.
Lebih lanjut Sutoyo manyampaikan, “banyak manfaat yang telah diperoleh dengan adanya bantuan alsintan berupa COMBINE HARVESTER yakni : panen tidak tergantung tenaga panen, waktu lebih cepat, kehilangan gabah dapat ditekan, kualitas panen lebih baik dan tertu biaya lebih murah”.
Adanya alsintan telah dirasakan petani terutama hasil panen dapat maksimal, khususnya pada proses pemanenan yang berimbas pada minimnya kerugian yang ditanggung petani akibat biaya produksi yang semakin kecil. Semoga dengan adanya COMBINE HARVESTER dapat terus mendukung dalam pencapaian swasembada beras dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Oleh : Saiful Arni