Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) Kementan menyelenggarakan bimbingan teknis (bimtek) penulisan karya ilmiah dan karya populer bagi penyuluh pertanian di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Senin (11/10/2022).
Bimtek tersebut menjadi sarana untuk membekali para penyuluh pertanian agar ke depan bisa menulis karya ilmiah dan karya populer dengan baik. Sebab, para penyuluh sebagai “Kopassus” bidang pertanian berperan penting untuk mentransfer pengetahuan dan teknologi terkini. “Tulisan menjadi senjata ampuh dalam rangka desiminasi informasi (pertanian, Red),” ujar Wakil Direktur 3 Polbangtan YoMa Budi Purwo Widiarso saat pembukaan acara bimtek petani/kelompok tani di Wonoland Park Wonosobo.
Hadir sebagai peserta bimtek 117 penyuluh pertanian. Kepada para peserta bimtek Budi Purwo mengajak mereka melestarikan budaya menulis yang baik. “Semua orang bisa menulis. Sejak dulu, kita sudah bisa jumpai tulisan di mana pun. Di bak truk, kafe dan tempat umum. Sebenarnya budaya menulis itu sudah ada,” ungkapnya.
Menurut Budi, budaya menulis semakin menjadi kebutuhan bagi penyuluh pertanian yang mempunyai agenda penting dalam transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada petani.
Menyitir pernyataan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), Budi menuturkan bahwa penyuluh merupakan pendamping sekaligus sumber informasi petani dalam pembangunan pertanian di desa.
Oleh karena itu, penting bagi penyuluh pertanian menguasai keterampilan menulis. “Dengan tulisan, siapa pun bisa mengakses informasi berulang kali. Proses belajar dapat terus berlangsung. Di mana pun,” tegasnya.
Menurut Mentan SYL, jika mayoritas penyuluh ada di kota daripada desa, pembangunan pertanian tidak akan maksimal. Penyuluh seharusnya di desa membimbing petani. “Penyuluh adalah komunikator, integrator, motivator, organisator, dan dinamisator pertanian. Ini terus saya pantau,” tegas Mentan SYL.
Mengingat peran strategis penyuluh, lanjut SYL, Kementan terus mendorong penyuluh untuk meningkatkan kompetensinya. Ilmu pertanian penyuluh harus lengkap. “Kalian harus menguasai regulasi dan paham dengan siapa harus berkoordinasi. Harus menguasai bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan, termasuk informasi yang tepat kepada petani,” tandasnya.
Mentan SYL juga menekankan bahwa penyuluh harus bisa melakukan efisiensi dan tata kelola budget dan intervensi modal yang ada untuk menghasilkan profit sesuai diharapkan. Serta tahu bagaimana memitrakan petani dengan petani sendiri dan kelompok tani. Termasuk memitrakan dengan bank dan marketplace. Bahkan ekspor.
Kementan memberikan kesempatan kepada penyuluh yang tergabung dalam Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) Kabupaten Wonosobo untuk mengirimkan tulisan ke Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian dan Jurnal Penelitian Peternakan Terpadu yang dikelola Polbangtan YoMa.
Kementan percaya penyuluh memiliki potensi memberikan tulisan yang komprehensif. Berbekal kemampuan akademik intelektual bidang pertanian. Baik dari pembelajaran formal maupun di lapangan. Sehingga mereka mampu menguasai tata kelola pertanian dari hulu hingga hilir.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi berharap, dengan penderasan informasi karya tulis penyuluh pertanian menjadi informasi yang ditunggu oleh masyarakat pertanian. “Penyuluh pertanian adalah inti dari agent of change pembangunan pertanian,” ucapnya
Dedi mendorong para penyuluh untuk berperan sebagai “Kopassus” di sektor pertanian. “Jadilah penyuluh pertanian yang hebat, disayangi, serta ditunggu oleh semua masyarakat pertanian,” pesan Dedi (*/yog) sumber: osi wida/polbangtan yoma