Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta-Magelang (YoMA) bersama Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang melaksanakan Booth Camp Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM staf pemerintah dan penyuluh pendamping pengembangan padi organik. Kegiatan tersebut merupakan salah satu program Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Dataran Tinggi (The Development of Integrated Farming System in Upland Areas Project).
Kegiatan Tahap I akan dilaksanakan pada 21 hingga 24 November 2022. Sedangkan tahap II pada 28 November hingga 1 Desember 2022. Bertempat di Aula Polbangtan YoMa kampus Magelang, Booth Camp rencana diikuti oleh 60 orang peserta yang meliputi koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), penyuluh pertanian lapangan (PPL), manajer fasilitator desa, dan fasilitator desa di 3 kawasan UPLAND.
Melihat potensi padi organik yang berkembang pesat di Kabupaten Magelang, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang menggarap 2.000 ha area padi organik di 3 kawasan percontohan UPLAND, yakni lereng Merbabu di kecamatan Grabag, lereng Merapi di kecamatan Sawangan, dan lereng Sumbing di kecamatan Bandongan, Kaliangkrik, dan Tempuran.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Zanuar Efendi mengungkapkan, peran penyuluh dalam mendorong petani padi organic untuk menerapkan budidaya organic yang sesuai standar. “Untuk tahap awal kami bekali penyuluh beserta pelaksana kegiatan dari dinas terkait dengan wawasan bisnis sektor pertanian, khususnya padi organik,” katanya.
Zanuar berharap penyuluh nantinya bisa memberikan motivasi kepada petani agar menjalankan kegiatan pengelolaan lahan organik sesuai SOP yang telah ditetapkan. Nanti outputnya sesuai dan bisa diterima pasar dengan baik serta memberikan peningkatan kesejahteraan bagi petani.
Zanuar yang juga merupakan manajer PIU UPLAND Project menjelaskan, pentingnya petani untuk menerapkan standar budidaya padi organik. Pasalnya, dengan menerapkan standar disertai komitmen yang kuat dari petani, beras organic asal Kabupaten Magelang akan diperhitungkan di pasar internasional.
“Sesuai target dari Kementan, produk atau komoditas UPLAND harus bisa berorientasi pada ekspor - ke luar negeri. Untuk itu faktor kualitas kuantitas dan kontinyuitas harus dijaga dengan perlu kedisiplinan petani. Pola tanam harus diatur sebaik baiknya agar ketersediaan barang terjaga setiap saat,” ungkapnya.
Seperti diketahui, Kementerian Pertanian terus mendorong peningkatan produktivitas pertanian. Hal ini dilakukan untuk memenuhi pangan nasional sekaligus mendukung upaya sektor pertanian menembus pasar global. Untuk mewujudkan Gratieks (Gerakan Tiga Kali Ekspor) ini, Kementan berkomitmen untuk terus meningkatkan kompetensi sumber daya manusia pertanian, salah satunya di wilayah Kabupaten Magelang.
Menegaskan komitmen ini, Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta – Magelang (Polbangtan YoMa) baru – baru ini menandatangani perjanjian kerjasama dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang di kampus Magelang, Jumat (11/11).
Kerjasama ini dilaksanakan untuk mengembangkan potensi Kabupaten Magelang dalam mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kualitas SDM bidang pertanian. Dengan didukung SDM yang kompeten maka diharapkan produk pertanian Kabupaten Magelang dapat memenuhi standar perdagangan negara tujuan.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam berbagai kesempatan menyampaikan, Kementan terus mendorong akselerasi ekspor sektor pertanian ke beberapa negara yang ada. Hal ini sesuai dengan perintah dan arahan Presiden RI Joko Widodo bahwa pemulihan ekonomi menjadi prioritas di tengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi di seluruh dunia. "Kita berharap dengan ekspor yang ada mampu memperkuat perekonomian kita di masa yang akan datang khususnya dalam suasana Covid -19,” katanya.
Untuk itu SYL menegaskan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia menjadi salah satu fokus Kementan. Salah satu fokus Kementan adalah meningkatkan kualitas SDM. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut, kita akan meningkatkan pertanian.
Siap dengan hal tersebut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Prof. Dedi Nursyamsi mengatakan, pihaknya berada di garis terdepan dalam pembangunan SDM pertanian. “Itu berarti segala sesuatu yang terkait peningkatan kapasitas sumber daya manusia merupakan tugas BPPSDMP,” ujar Dedi.
Reporter : Osi W