Tantangan pembangunan nasional kian besar. Salah satunya menciptakan sistem ketahanan pangan yang kuat. Untuk memenuhi kebutuhan pokok seluruh masyarakat Indonesia.
Tahun ini Kementerian Pertanian mencanangkan lima program unggulan untuk menjawab tantangan tersebut. Yakni program ketersediaan, akses, dan konsumsi pangan berkualitas, program nilai tambah dan daya saing industri, program riset dan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi, program pendidikan dan pelatihan vokasi, serta program dukungan manajemen.
Hal itu disampaikan Anggota Komisi IV DPR RI Vita Ervina SE MBA saat menjadi nara sumber bimbingan teknis peningkatan kapasitas petani dan penyuluh pertanian yang diselenggarakan bersama Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) di Hotel Atria Magelang, Jumat (26/2/2021).
Politikus PDI Perjuangan itu mengatakan, peran sektor pertanian dalam kehidupan sangat besar. Terlebih di masa pandemi Covid-19 saat ini. Kemandirian pangan dalam kondisi pandemi harus terus diupayakan. Ini demi terjaganya pemenuhan kebutuhan konsumsi. Sekaligus demi terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat, meningkatkan penerimaan devisa, serta kontribusi positif pertumbuhan ekonomi nasional. “Sesuai perannya, pemerintah harus benar-benar menjadi leader/manajer dalam perencanaan kebijakan pangan, serta produksi dan distribusi hasil pertanian,” ujar alumnus Master of Business Administration (MBA), Universitas Gadjah Mada, itu.
Menurut Vita, rumusan kebijakan pangan dalam mewujudkan ketersediaan pangan harus sampai dan dipahami rakyat petani sebagai pelaku dan pemerintah daerah otonom sebagai pelaksana kebijakan di daerah. Masyarakat petani perlu tahu dan memahami kebutuhan pasar (domestik dan luar negeri). Sehingga tanaman yang diproduksi tepat sasaran sesuai pasar.
Selain itu, pemerintah perlu melakukan koordinasi areal tanam dari luasan yang kecil-kecil. Agar jumlah produksi yang dihasilkan sesuai kebutuhan pasar. “Pemerintah juga perlu mengubah pola produksi konvensional/tradisional dengan berbagai inovasi teknologi dan sistem produksi yang efisien (low cost food product),” ungkapnya.
Nah, bimtek peningkatan kapasitas petani dan penyuluh pertanian, lanjut Vita, merupakan wujud komitmen pemerintah untuk mencetak 2,5 juta petani milenial di Indonesia. Ini juga menjadi program utama Kementerian Pertanian.
Vita menegaskan, peran petani milenial sangat vital. Mengingat kebutuhan pangan masa depan akan semakin besar seiring laju pertumbuhan penduduk. Maka, diperlukan petani muda yang melek teknologi, mampu mengadaptasi perubahan, inovatif agar produksi pertanian lebih efisien, efektif, berkualitas dan terintegrasi. “Tani milenial merupakan upaya serius pemerintah dalam regenerasi petani dan meningkatkan produktivitas pertanian,” ucapnya.
Saat ini pemerintah telah menyiapkan strategi untuk menggugah calon-calon petani milenial. Di antaranya berupa program penumbuhan kelompok usaha bersama (KUB), peningkatan kapasitas melalui pelatihan-pelatihan, penguatan kinerja penyuluh pertanian di daerah sebagai pendamping petani muda, serta program kredit usaha rakyat (KUR) sebagai pendukung penumbuhan wirausaha muda petani.
Direktur Polbangtan YoMa Dr Rajiman MP menambahkan, bimtek kali ini merupakan kolaborasi Komisi IV DPR RI dan Kementerian Pertanian. Untuk menggerakkan potensi petani milenial. “Di harapkan ke depan muncul petani-petani muda dan pengusaha-pengusaha baru bidang pertanian yang berjiwa sosial,” katanya.
Terpisah, Kepala Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Prof Dr Ir Dedi Nursyamsi MAgr menyatakan, istilah milenial bukan semata-mata bagi mereka yang berusia muda. Tapi lebih ditujukan bagi setiap orang yang punya semangat perubahan menghadapi era industri 4.0, khususnya di bidang pertanian.
Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sangat optimistis dalam kurun lima tahun akan tercipta 2,5 juta petani milenial. Banyak di antara mereka lahir dari Polbangtan di seluruh Indonesia. Termasuk dari Polbangtan YoMa.
Source : https://radarjogja.jawapos.com/hab-rumah/2021/02/26/untung-besar-jadi-petani-milenial/