Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta – Magelang (Polbangtan YoMa) melepas alumni Jurusan Peternakan di kampus Magelang (31/8/2022). Direktur Polbangtan YoMa Bambang Sudarmanto menyampaikan dua pesan penting bagi 137 alulmni.
Alumni Polbangtan YoMa terdiri atas 69 orang dari Program Studi (Prodi) Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan. Serta 34 orang dari Prodi Produksi Ternak dan 34 orang dari Prodi Pakan Ternak.
Bambang meminta para alumni memiliki daya juang tinggi. “Hal pertama yang perlu ananda lakukan adalah tetap tangguh dan penuh daya juang,” tegasnya.
Setelah empat tahun mengikuti pendidikan di Polbangtan YoMa, lanjut Bambang, alumni akan menekuni dunia pekerjaan yang sesungguhnya. Hal ini tentu berbeda dengan kegiatan magang atau praktik kerja lapangan yang pernah diikuti mereka semasa kuliah.
Menurut Bambang, berhadapan dengan masyarakat, akan penuh dengan dinamika. Oleh karena itu, para alumni harus menghadapinya dengan tegar.
Bambang juga mendorong alumni Polbangtan YoMa senantiasa menerapkan kompetensi yang telah diperoleh selama pendidikan. “Buatlah orang tua bangga atas karyamu. Banggalah menjadi petani. Ciptakan lapangan kerja,” tutur Bambang.
Sebagai salah satu lembaga pendidikan vokasi, Polbangtan YoMa membangun keterampilan mahasiswa dengan menyatukan intelektual sistem dan manajemen praktis. Tujuannya mencetak alumni yang terampil dalam menciptakan lapangan pekerjaan.
Lebih lanjut, Bambang berpesan agar para alumni mempunyai inovasi dan memanfaatkan teknologi untuk membangun dunia pertanian. “Gunakan inovasi, jangan pakai cara lama. Pakailah teknologi yang efisien. Tambahkan digital marketing pada usaha tani kalian,” katanya.
Lebih dari itu, Bambang berharap, ke depan para alumni tetap dapat bermitra dengan Polbangtan YoMa.
Di banyak kesempatan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menyatakan, inovasi teknologi berperan penting dalam pembangunan pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan produksi, mengurangi biaya produksi, serta mampu merespons perubahan lingkungan strategis yang terjadi. “Para generasi muda yang melek teknologi digital saat ini sangat dibutuhkan karena zaman telah mengalami perubahan dari penggunaan teknologi konvensional ke teknologi 4.0. Bahkan, sudah mulai beralih ke society 5.0,” ungkap SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan, generasi muda yang menjadi petani milenial adalah penentu kemajuan pertanian di masa depan.
Menurutnya, estafet petani selanjutnya adalah pada pundak generasi muda. Sebab, mereka mempunyai inovasi dan gagasan kreatif yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan pertanian. “Dibutuhkan sekelompok anak muda yang memiliki loyalitas dan integritas untuk memajukan pertanian Indonesia secara modern dan berorientasi ekspor agar Indonesia menjadi negara agraris yang mandiri pangan,” tegasnya.(*/yog) sumber: osi wida/polbangtan yoma