Pada Tahun 2017 ini, Pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah mencanangkan Program UPSUS SIWAB, yakni Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting yang bertujuan meningkatkan populasi dan produksi ternak rumanansia besar. Untuk itu perlu diusahakan perbanyakan anak sapi yang dapat dilakukan oleh induk sapi betina selama masa produksi untuk mendukung swasembada daging. Selain faktor bibit, perkandangan, pakan dan kesehatan, tatalaksana pemeliharaan ternak khususnya dalam diagnosa kebuntingan setelah ternak dikawinkan juga perlu diperhatikan sebagai faktor penting dalam manajemen reproduksi ternak.
Upaya untuk mendukung peningkatan populasi ternak terutama pada usaha peternakan sapi rakyat diperlukan suatu teknologi tepat guna. Diagnosa kebuntingan sapi dengan menggunakan air accu zuur merupakan salah satu teknologi terapan yang sederhana, murah, aman bagi ternak dan mudah dilakukan peternak sendiri.
Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah
Cara Kerja :
Ciri-ciri sapi bunting dan tidak bunting
a. Ciri-ciri bunting :
Warna cairan dari bening kekuningan menjadi merah muda / keunguan timbul gelembung udara yang menembpel pada gelas.
b. Ciri-ciri tidak bunting : warna tidak berubah, tidak ada gelembung gas
Diagnosa kebuntingan ini cukup mudah, dapat dilakukan oleh petani sendiri, tidak berbahaya bagi sapinya, bahan cukup murah namun hasilnya cukup akurat dan telah teruji. Dengan deteksi kebuntingan yang lebih dini akan lebih cepat memberikan informasi tentang keberhasilan perkawinan, sehingga dapat segera dilakukan evaluasi. Semoga peternak dapat melakukan deteksi kebuntingn ini, dan bila kurang jelas dapat bertanya langsung pada saat ini atau datang langsung ke STPP Magelang.
Narasumber : Ir. Nuryanto, M.S. & Alfred Rudyanto Mage